(Calon Formatur Musycab-34 PC IMM Kota Makassar)
Di laboratorium yang penuh hiruk pikuk akademisi, diantara irama gerusan lumpang dan alu, seorang IMMawati belajar meracik. Bukan hanya meracik kesembuhan, tetapi juga visi untuk menyembuhkan luka peradaban. Mimpi sederhana tentang perubahan yang dibangun dan dibingkai bak herbarium di dinding laboratorium, membawa IMMawati kini tampil dalam mimbar kepemimpinan IMM.
Farmasi melahirkan IMMawati yang mengerti bahwa setiap formula obat harus memiliki keseimbangan antara bahan aktif dan eksipien - sebagaimana pemimpin yang memerlukan keseimbangan idealisme dan realitas. Dari laboratorium, ia belajar presisi; dan dari organisasi ia belajar perihal memaknai.
IMMawati yang lahir dari farmasi tidak kaku meracik gagasan, menimbang solusi sebuah permasalahan, dan meramu keberanian ditengah tantangan ketika perangkat laboratoriumnya diganti mikrofon di forum diskusi.
IMMawati tidak lagi hanya meracik formula, tetapi juga menata arah gerakan di mimbar kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Ia menakar dan menimbang kadar spiritualitas, intelektualitas, dan humanitas dalam setiap langkah perjuangan.
Ia mengerti bahwa obat yang efektif harus melalui uji stabilitas, begitupun visi yang diramu harus teruji konsistensi dan keikhlasannya.
IMMawati lahir dari laboratorium dan tumbuh dewasa di mimbar kepemimpinan, kuncup diruang-ruang penelitian dan mekar di ranah pengabdian. IMMawati farmasi menyimbolkan harmonisasi antara ilmu dan amal, antara logika dan nurani. Ia menandakan bahwa kebijakan harus dilahirkan dari ketelitian dan kepekaan.
IMMawati yang lahir dari ruang-ruang seperti ini menjadi bukti nyata bahwa perempuan mampu bertransformasi dari ruang ilmiah ke ruang-ruang kepemimpinan.