Kaderisasi berarti proses pembentukan, pembinaan, dan pengembangan kader dalam suatu organisasi atau kelompok agar mereka siap menjalankan peran kepemimpinan dan tanggung jawab yang lebih teologis-progressif.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah Organisasi Kaderisasi. Dalam pada itu, semestinya semua elemen turun gunung menghasilkan bibit-bibit penerus yang berkualitas dalam Intelektual, etika dan estetika. Pada Intelektual, lahir semangat iqra yang terjewantahkan pada ayat-ayat qouliyah, kauniyah dan nafsiyah. Pada etika, lahir moralitas profetik yang memiliki dualitas; politik perjuangan melawan musuh peradaban manusia dan tarbiyah umat manusia menuju kesalehan ukhrawi (salat, saleh dan taat). Adapun estetika, melahirkan kedalaman ruhani spritualitas sebagai bentuk kesadaran penuh akan fungsi "abdullah" dibawah mandat Tuhan sejak di alam ruh. Selain itu, hal ini juga berimplikasi pada kematanyan emosional dalam menghadapi berbagai problematika hidup.
Ketiganya adalah bekal penting bagi para kader-kader Ikatan dalam mengembangkan potensi personal ataupun organisasi yang juga nanti akan dijadikan sebagai indikator-indikator dalam proses transfer nilai dan keteladanan dalam kegiatan kaderisasi. Sederhananya, inilah poin-poin kompleks yang tersimpul dalam istilah "Ruh Perkaderan".
Perlu disadari dengan dalam bahwa kaderisasi adalah aktivitas kenabian yang diterjemahkan oleh IMM dan organisasi Islam pada umumnya dengan berbagai kegiatan formal maupun non-formal. Oleh karenanya jangan sampai kaderisasi hanya menjadi sebuah agenda formalistik belaka. Paradigma yang dibawah adalah kaderisasi ini bagian dari bentuk estafet perjuangan yang diambil para kader dalam melanjutkan regenerasi dan perjuangan Islam. Maka selagi nafasnya adalah Islam, pergejolakan mengenai organisasi mana yang lebih nabawi atau profetik adalah keterbelakangan epistemologis-aksiologis. Berinovasilah dengan ilmu dan tidak perlu bertengkar.
Setelah paham bahwa kaderisasi bukan kegiatan biasa melainkan bentuk ibadah dan cara melanjutkan perjuangan sang Nabi, kaderisasi dalam IMM, dipahami sebagai sebuah proses manifestasi dialogis. Ada proses timbal balik disana yang diharapkan adanya juga proses dialektika antar potensi dan proses perkembangan antar sesama kader. Karena kaderisasi itu tentang pengenalan, penyiapan dan pengembangan yang terukur (by design).
Pada akhirnya, ada 3 tahap kaderisasi yang perlu diaplikasikan dengan baik dan sistematis. Pertama secara metodis, kita harus membangun kenyamanan dengan pola, corak, karakter dan pola pendekatan. Kedua, secara dialogis, yaitu tahap saling memberikan pemahaman mulai dari ideologi, wawasan agama, umum dan seluk perjuangan IMM. Dan terakhir proses eksternalisasi, dengan memberikan kepada kader ruang untuk berekpresi dan mengamalkan nilai yang telah didapat pada proses kaderisasinya. Semoga Allah memudahkan segalanya. Aamin.