IMM DAN KEPEMIMPINAN MASA KINI : MENJAWAB TANTANGAN, MENEGUHKAN PERAN



Oleh : Miftahul Janna
(Calon Formatur Musycab-34 PC IMM Kota Makassar)


Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi kaderisasi mahasiswa hari ini berdiri dipersimpangan sejarah. Zaman yang begitu cepat, penuh ketidak pastian,dan dipenuhi arus disrupsi teknologi menghadirkan tantangan yang tidak boleh disepelekan karena akan berdampak besar bagi generasi muda pelanjut peradaban dan tentunya bagi masa depan IMM itu sendiri. IMM sebagai anak kandung dari rumah Muhammadiyah tidak boleh mengandalkan nama besar dari bapaknya dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. IMM harus percaya diri menjadi organisasi yang lahir sebagai laboratorium intelektual, religius, dan humanis, sehingga menjadi tanggung jawab dan tugas untuk melahirkan kader yang memiliki kapasitas mumpuni dan siap dilontarkan seperti busur panah yang siap mengenai targetnya. 

Kepemimpinan IMM tidak bisa lagi dipahami hanya sebatas jabatan structural yang lahir dari forum musyawarah. Lebih dari itu, kepemimpinan dalam tubuh IMM adalah sebuah tanggung jawab moral untuk menghadirkan nilai dan keteladanan bagi kader. Tantangan terbesar IMM hari ini bukan sekadar melangsungkan rutinitas perkaderan yang sifatnya seremonial tetapi bagaimana kemudian memastikan setiap nafas gerakannya mampu memberikan jawaban atas keresahan umat dan problematika bangsa hari ini, IMM tidak boleh terjebak dalam lingkaran formalitas yang tidak substansial, melainkan harus menjadi motor penggerak peradaban dalam membawa misi dakwah pencerahan Muhammadiyah.

Tantangan yang Menguji IMM

Era digital hari ini kita telah menyaksikan sebuah percepatan (Disrupsi) yang sangat luar biasa dalam bidang teknologi, Dimana informasi mengalir begitu deras. Digitalisasi dan perkembangan Artificial Intelligence (AI) mengubah wajah bagaimana dunia ini bekerja, mulai dari pola komunikasi, hingga cara berpikir generasi muda terkhusus kapada kader IMM. Sekarang ini banyak mahasiswa kini lebih akrab dengan algoritma sosial media ketimbang megasah diri dengan bacaan buku dan ruang- ruang diskusi yang tentu menjadi amunisi yang akan mengasah dan menumpulkan pisau analisisnya. Tantangan ini harus dibaca oleh IMM dengan serius. Jika tidak, IMM akan tertinggal, menjadi organisasi yang hanya berbicara kedalam, tanpa suara yang menggema keluar, artinya apa, IMM hanya gemuk kedalam tanpa memiliki banyak keteladanan intelektual bagi kader. Selain itu IMM harus menjadi pelopor informasi agar teknologi tidak menjadi pusat informasi hoax yang menjadikan krisis kepercayaan dan bias berfikir serta kritikan yang tidak memiliki arah. Maka untuk menyeimbngkan hal tersebut tentu perlu analisis yang tajam melalui buku dan ruang- ruang diskusi. Bagi IMM teknologi bukan sumber utama melainkan ketumpulan berfikir ketika referensi buku tak lagi didapatkan. Ini juga menjadi catatan terkhusus IMM Kota Makassar.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama